"Pesawat take off ke Pelabuhan Ratu pukul 14.12, lost contact 14.33, sekitar 12 menit (setelah terbang)," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Daryatmo, soal kronologi hilangnya pesawat buatan Rusia itu.
Sesaat sebelum hilang pilot pesawat sempat menghubungi petugas kontrol. "Minta turun 10.000 ke 6.000 kaki," kata dia.
Koordinat hilangnya pesawat Sukhoi Superjet-100 (SSJ-100) sudah diketahui, di sekitar Gunung Salak. Namun, seperti apa kondisi pesawat baru itu dan nasib 50 penumpangnya masih teka-teki. (Baca daftar 50 penumpang)
Daryatmo mengatakan, tim darat sedang menuju ke lokasi koordinat hilangnya pesawat. Sedangkan heli yang sebelumnya dikirim harus kembali ke pangkalan karena cuaca sangat buruk. Sekarang, dia menambahkan, Basarnas sedang menunggu informasi dari tim penyelamat yang sedang menuju ke Gunung Salak.
Informasi dari masyarakat dalam bentuk apapun, kata Daryatmo, adalah hal yang sangat berharga. "Semua informasi itu kami jadikan bahan untuk analisis untuk sesegera mungkin diketahui letaknya, memberi pertolongan atau evakuasi," katanya.
Sejumlah warga di perkampungan di kaki Gunung Salak memang sempat melihat pesawat itu. Juanda, warga Tenjolaya, Bogor, mengatakan ia melihat pesawat itu sekitar pukul 15.00 WIB, sebuah pesawat besar berwarna putih mengarah ke Gunung Salak. "Pesawat besar itu kelihatannya miring terus dan suaranya agak kasar bergemuruh," ujarnya kepada VIVAnews di Tenjolaya, Bogor, Rabu, 9 Mei 2012.
Setelah melintas dengan suara gemuruh, katanya, tidak lama kemudian pesawat itu menghilang. "Lalu kami mendengar kabar ada pesawat hilang di Gunung Salak," ujarnya. Tim sedang mengumpulkan keterangan warga lain guna menentukan kira-kira di mana kini pesawat itu itu berada.
Road Show Enam Negara
Pesawat ini sebenarnya datang ke Indonesia hanya untuk terbang uji coba atau joy flight yang kedua setelah yang pertama sukses melayang di langit Jakarta. Kunjungan ke Indonesia adalah bagian dari "road show" yang digelar perusahaan Sukhoi Civil Aircraft di beberapa negara Asia Tengah dan Tenggara. Di Indonesia, PT Trimarga Rekatama mendapat kehormatan menjadi agen yang menyelenggarakan joy flight ini.
Indonesia adalah negara keempat yang dikunjungi selama safari ke enam negara Asia. Sebelumnya pesawat telah mengunjungi Myanmar, Pakistan dan Kazakhstan. Setelah Jakarta, ia direncanakan mengunjungi dua negara lain, Laos dan Vietnam.
Pesawat itu dibikin di Rusia dan sejauh ini, dari jenis pesawat yang hilang kontak itu, baru satu yang terjual yakni ke Armenia. Namun pesawat yang diproduksi Sukhoi bersama Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace dan Honeywell sudah diminati maskapai Air Indus di Pakistan. Bahkan pertengahan tahun ini, Meksiko, Indonesia dan Laos akan menjadi pengguna berikutnya setelah dua maskapai dalam negeri Rusia sendiri.
Pesawat ini mampu membawa 100 penumpang untuk perjalanan sampai 4.500 kilometer. Februari ini, SSJ-100 telah menerima sertifikat dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA).
Pada Kamis, 27 Oktober 2011, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti pernah mengatakan bahwa Indonesia memesan sekitar 30 pesawat Superjet100. Sejumlah pesawat yang akan digunakan untuk penerbangan sipil itu rencananya mulai dikirim 2013 mendatang sehingga di Asia, Indonesia akan menjadi negara pertama yang menggunakan produk Rusia ini.
Herry mengatakan, saat itu sudah ada beberapa perusahaan yang memesan, yaitu Kartika Airlines memesan 20 pesawat dan Sky Aviation 12 pesawat. "Kami harapkan Rusia melihat pasar Sukhoi di Indonesia cukup bagus," kata Herry di sela-sela Pertemuan Ekonomi Tingkat Tinggi antara Indonesia dengan Rusia, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta , waktu itu.
Mantan Menteri Nyaris Ikut
Karena merupakan bagian road show untuk menjual pesawat, sejumlah wartawan diajak ikut serta dalam joy flight ini. Dari 42 penumpang, terdapat lima wartawan dari tiga media. Kelima wartawan tersebut terdiri dari Majalah Angkasa (dua orang), Bloomberg (satu orang), Trans TV (dua orang).
Berdasarkan daftar penumpang sementara, kelima wartawan itu adalah:
1. Dody Aviantara (Majalah Angkasa)
2. DN Yusuf (Majalah Angkasa)
3. Femi (Bloomberg)
4. Ismie (Trans TV)
5. Aditya Sukardi (Trans TV).
Mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa yang terdaftar dalam buku tamu hampir ikut dalam penerbangan uji coba ini. Politikus Partai Persatuan Pembangunan yang berencana membeli pesawat tersebut akhirnya tidak jadi mengikuti parade karena merasa ragu.
"Saya diundang oleh mereka dan ditawari lihat pesawat, saya naik bersama istri dan anak saya dan seorang teman, lalu di dalam disambut oleh awak pesawat itu dan saya melihat-lihat. Kebetulan saya punya staf sempat memfoto-foto saya dalam pesawat, di tangga pesawat. Foto-foto itu menjadi bersejarah," ujar Suharso di Jakarta, Rabu, 9 Mei 2012.
Setelah melihat-lihat kondisi pesawat, Suharso pun turun dan bertemu dengan perwakilan Sukhoi dari Rusia untuk mendengarkan presentasi. Kemudian ia ditawari naik pesawat tersebut, namun ragu. Alasannya ia mau rapat sore itu namun kepastian rapat itu belum pasti. "Awalnya saya mau ikut terbang. Tapi ketika tanya, istri saya bilang nggak usah saja, satu jam kelamaan. Ya sudah nggak jadi," ucapnya.
Saat Suharso hendak meninggalkan tempat, dia sempat kembali ditawari perwakilan Sukhoi untuk mencoba terbang. "Dia bilang, apa benar nggak mau ikut naik, enak loh Pak. Tapi saya nggak mau dan kami pulang. Lalu saya dengar berita dari salah satu teman istri saya 1,5 jam setelah itu terbang pesawat itu hilang, baru saya panik," katanya.
Pada awalnya Suharso mengaku tak percaya dengan kabar itu, karena dia belum melihat berita itu muncul di pemberitaan media. "Begitu saya lihat berita, saya duduk saja. Selepas maghrib saya sujud syukur," ujarnya.
PT Trimarga Rekatama selaku agen yang mewakili Sukhoi di Indonesia menjelaskan bahwa semua penumpang yang turut serta dalam penerbangan pesawat Sukhoi Superjet-100 (SSJ-100) akan ditanggung asuransi dari Rusia jika menjadi korban.
Wakil dari PT Trimarga Rekatama, Sunaryo mengatakan dirinya telah berkomunikasi dengan pihak Sukhoi Rusia, bahwa asuransi penumpang akan ditanggung Sukhoi Rusia. "Itu sesuai prosedur asuransi Rusia," ujarnya dalam konferensi pers di Halim Perdana Kusumah, Rabu, 9 Mei 2012.
Untuk pencarian korban, Trimarga terus berkoordinasi dengan pihak Basarnas dan menyiapkan semua fasilitas yang diperlukan untuk pencarian pesawat dan penumpangnya. "Kami siapkan satu posko di lokasi pencarian di Gunung Salak," ujarnya.
Dan malam ini, Tim SAR, Polisi, TNI dan Polisi Hutan sudah berkonsolidasi di kaki Gunung Salak. Namun pencarian belum bisa dimulai karena hujan deras terus mengguyur lokasi, baru tim yang dikirim untuk mencari bekas helipad yang didirikan Chevron saat eksplorasi geotermal di Puncak Kawah Ratu, yang terdekat dari puncak Gunung Salak.